Dear Dia
Tak adil rasanya kalau aku langsung menuangkan semua rasaku. Hei, bagaimana kabarmu, sayang? Kau baik-baik saja kan disana? Dunia tak menyulitkanmu? Kalau pun iya dia menyulitkanmu, ingatlah sayang, kau masih punya TUHAN yang Maha Besar.
Masih setia berjuangkah kau disana, sayang? Beristirahatlah ketika kau lelah. Letakkan sejenak pikulmu, rebahkan ragamu, kau berhak. Aku tahu kau disana baik-baik saja. Yang aku tak tahu, apakah kau disana sama seperti aku? Merindukanku layaknya aku merindumu? Maaf sayang, aku hanya ketakutan.
Kau tahu, aku tak berniat berkhianat darimu. Tetapi layaknya seorang manusia hina dengan segala porositas hatinya, kali ini hatiku tak sepenuhnya bersamamu. Hatiku sedang hinggap dan bersenandung untuk yang lain. Tetapi apakah kau tahu sayang? Ada keraguan disaat aku hinggap di dahan ini dan bersenandung untuk yang lain.
Jika aku seekor lebah, maka aku sedang mendamba seekor capung. Ditengah perbedaan aku mencoba. Garis hitam kuningku tak begitu diterima diantara mata hijau besar milik mereka. Kepakan sayapku, suara dengungku, seraya begitu memaksa. Dunia pun seperti tak menerima usahaku ini,sayang. Usaha yang terkesan sia-sia. Usaha untuk membuat kawanan sarang lebahku menerima keberadaan si mata hijau.
Keyakinanku, keberanianku, pemikiranku, perasaanku, pengalamanku, seluruh kesatuan utuh diriku diuji. Aku ingin lulus dari ujian ini. Dan sungguh aku ingin bersamamu, Dia. Lalu muncullah pertanyaan, apakah mungkin si mata hijau adalah kamu, Dia? Hanya butuh poles saja. Tapi aku tak yakin, keraguan pun muncul bercampur aduk dengan senang ceria bahagia entah semu entah tidak ini.
Ya aku tahu sayang, kau akan bicara apa. Aku tahu sayang.. Tetapi aku tak yakin aku bisa memenangkan perjuangan ini sendirian. Aku tak yakin aku bisa membuatnya diterima.
Atau mungkin aku tak perlu berusaha?
Karena mungkin memang tak ada yang harus diperjuangkan?
Karena mungkin memang seharusnya aku menunggumu, Dia?
Kali ini, surat ini aku kirim ke semua tempat yang pernah kau kunjungi dan ku pastikan kau menerimanya. Aku ingin kau membacanya dan mungkin sedikit petunjuk. Sayang, aku sangat merindukanmu entah dimanapun dan sampai kapan pun kita akan dipertemukan. Tak lelah aku pun berdoa.
See you soon, dear
P.S:
I'm still here waiting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar